Hikmah Puasa Hari Ke 29, Menutup Aib Orang Lain
Di pertengahan malam, orang kafir terbangun karena merasakan perutnya mulas dan ingin buang air besar. Sialnya, pintu telah terkunci dan Ia sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi.
Tanpa rasa malu, ia keluarkan kotorannya di selimut yang diberikan Nabi Muhammad SAW. Esok paginya saat Nabi Muhammad SAW membuka pintu kamar, orang kafir merasa sangat malu dan segera melarikan diri tanpa permisi dan berterima kasih.
Nabi Muhammad SAW menyadari hal yang telah terjadi dan memilih membiarkannya pergi untuk menjaga harga dirinya.
Inilah sikap mulia seorang Tuan rumah yang seharusnya marah karena makanan telah dihabiskan tanpa sisa dan rumah yang dikotori dengan kotoran bekas buang air besar, tetapi justru memilih mementingkan harga diri tamunya.
Begitulah sikap mulia Rasulullah SAW, seorang pemimpin umat yang bijaksana. Hal yang paling mencengangkan adalah Nabi Muhammad SAW memilih membersihkan sendiri kotoran orang kafir tersebut. Para sahabat yang melihat kejadian itu berusaha menawarkan diri dan mencegah Nabi membersihkannya sendiri, namun beliau tetap bersikeras untuk melakukannya.
Tatkala Nabi Muhammad SAW sedang bersih- bersih, orang kafir yang melarikan diri karena malu ternyata kembali lagi untuk mengambil jimat (berhala kecil) yang tertinggal di kamar Nabi Muhammad SAW.
Saat itulah orang kafir melihat dengan mata dan kepalanya sendiri, tuan rumah (Nabi Muhammad SAW) yang seharusnya marah-marah ternyata justru membersihkan kotoran tamunya dengan wajah yang sangat tulus.
Melihat kejadian tersebut, orang kafir langsung menitikkan air mata dan seketika ingin beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT.
Dengan penuh penyesalan, ia menangis di hadapan Nabi Muhammad SAW. Nabi pun berkata, “tangisan dan penyesalan akan membersihkan kejahatan”.
Ku tutup dengan do’a yang selalu dipanjatkan Rasulullah SAW pada pagi dan sore hari. Allãhumma innî as’alukal ‘ãfiyah fid-dunyã wal-ãkhirah, Allãhumma innî as’alukal ‘afwa wal-‘ãfiyah fî dînî wa dunyãya wa ahlî wa mãlî. Allãhummastur ‘aurãtî wa ãmin rau‘ãtî.
Allãhummahfadzhnî min baini yadayya wa min khalfî wa ‘an yamînî wa ‘an syimãlî wa min fawqî. Wa a’ûdzu bi ‘adzhamatika an ughtãla min tahtî. (Shahîh Ibnu Hibbãn)
“Ya Allah, aku memohon keselamatan dunia dan akhirat pada-Mu. Aku memohon ampunan dan keselamatan agama, dunia, keluarga, dan hartaku. Tutupilah segala kekuranganku, tenangkanlah hatiku, jagalah depan, belakang, kanan, kiri, dan atasku.
Aku berlindung pada-Mu dari musibah yang tak terduga”. (HR. Ibnu Hibban)
Wallãhu ‘alam.
Read more info "Hikmah Puasa Hari Ke 29, Menutup Aib Orang Lain" on the next page :
Editor :Husnul Qotimah