Hikmah Puasa Hari Ke 29, Menutup Aib Orang Lain
Oleh : Dr. Supardi, SH., MH., Als. Rd Mahmud Sirnadirasa (Kajati Riau)
Bismillâhirrahmânirrahîm,Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fîtahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.
Sahabatku yang dimuliakan Allah dengan kebaikan akhlak, ingin aku mengingatkan kembali bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda “Barang siapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat”. (HR Muslim).
Jika ada seorang pemimpin yang bertanya cara menjadi seorang pemimpin yang baik, maka jawabannya adalah bacalah Sirah Nabawi. Sebab semua karakter pemimpin yang baik, ada di dalam diri Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW mempunyai karakter mulia kepada tamunya, meskipun tamu itu kafir (kafir dzimmi, bukan kafir harbi).
Izinkan aku menceritakan sebuah kisah di dalam Kitab al-Matsnawi karya Jalaluddin Rumi. Berikut kisah lengkapnya.
Dikisahkan beberapa orang kafir memohon dengan sangat merendah kepada Nabi Muhammad SAW agar diberikan penginapan dan makanan. Permohonan mereka yang sangat merendah membuat hati Nabi Muhammad SAW tersentuh.
Nabi Muhammad SAW memutuskan memanggil para sahabatnya danmeminta mereka untuk menyambut orang-orang kafir ini sebagai tamu. Sebagai tuan rumah yang baik tentunya akan memberikan tempat dan makanan terbaik untuk tamunya.
Setiap sahabat memilih satu orang kafir untuk diajak menginap di rumah mereka, namun ada satu orang kafir yang tidak dipilih oleh para sahabat. Orang kafir tersebut berperawakan besar sehingga membuat para sahabat takut (mungkin juga di dalam pikiran mereka orang ini pasti gembul jadi takut menghabiskan jatah makan di rumahnya).
Akhirnya Nabi Muhammad SAW sendiri yang menyambutnya sebagai tamu. Sikap ini yang perlu dicontoh oleh pemimpin saat ini. Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin memutuskan mengambil tugas yang paling berat (menjamu orang kafir yang tidak dipilih oleh para sahabat).
Di rumah, Nabi Muhammad SAW memiliki tujuh ekor kambing betina untuk memenuhi kebutuhan susu sehari-hari keluarganya. Orang kafir yang menjadi tamu Nabi Muhammad SAW, menyedot habis semua susu dari tujuh ekor kambing tanpa sisa setetes pun untuk keluarga Nabi Muhammad SAW. Setelah kekenyangan, orang kafir tersebut memutuskan langsung tidur di kamar. Nabi Muhammad SAW juga menyiapkan kamar terbaik untuk tamunya.
Ketika orang kafir telah tertidur dengan pulas, salah satu pelayan perempuan mengunci kamar tempat orang kafir tidur.
Read more info "Hikmah Puasa Hari Ke 29, Menutup Aib Orang Lain" on the next page :
Editor :Husnul Qotimah