Hikmah Puasa Hari Ke 27, Puncak Kesadaran Manusia

Allah menganugerahkan sebagian ilmu kepada manusia berbeda-beda untuk tiap manusia. Ada yang pandai dan cerdas di bidang ilmu tertentu, tetapi terbatas pada ilmu itu. Ada yang pandai ilmu A, belum tentu pandai ilmu B. Ada yang pandai ilmu B belum tentu juga pandai di ilmu C. Begitu seterusnya. Oleh karena itu, kesempurnaan pada tingkat manusia di bidang ilmu itu ketika ia menyadari kekurangannya dan menghargai kelebihan orang lain. Lalu ilmu yang dimilikinya itu menjadikan satu kekuatan padu dalam implementasi. Artinya, ilmu dan amal adalah kesatuan yang tak boleh dipisahkan. Begitu Islam mengajarkan.
Sebuah pepatah Arab mengatakan:
“Ilmu tanpa amal, laksana pohon tak berbuah”
Oleh karena itu, sebuah kesalahan besar jika manusia yang tidak sempurna dalam ilmu, selalu merasa paling pandai dan paling hebat dibanding orang lain, alias sombong dengan keilmuannya. Tidak ada manusia yang tidak pandai, tetapi yang ada adalah masing-masing pasti memiliki kelebihan lain yang tidak dimiliki orang lain.
Seorang yang pandai ilmu hukum, kimia, fisika dan lain-lain belum tentu mengetahui semua ilmu yang meliputinya. Semakin belajar dan belajar maka akan semakin banyak pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui sehingga menjadi pengetahuan baru.
Artinya, semakin orang banyak belajar dan membaca ternyata semakin banyak hal yang tidak diketahui sebelumnya. Orang yang banyak belajar (pandai) akan memahami bahwa sebenarnya ia banyak tidak tahu. Dia tahu bahwa sebenarnya dia banyak tidak tahu sehingga terus akan belajar tanpa merendahkan kemampuan orang lain. Itulah ciri-ciri orang yang sebenarnya berilmu.
Orang yang berilmu adalah orang yang semakin tunduk dan tawadhu’ kepada Allah SWT yang berada di balik keanekaragaman ciptaan-Nya. Ia ‘menyaksikan’ Allah SWT pada ciptaan-Nya yang banyak. “Syuhûdul wahdah fil-katsrah” (menyaksikan yang Satu pada yang banyak).
Ketika ilmu dipahami sebagai kebenaran Tuhan (al-Haqq), maka pemahaman itu akan membawanya kepada ketidak-tahuan. Ia akan dibawa kepada sebuah keadaan dimana dirinya beserta semua yang diketahuinya sebagai ilmu akan hilang.
Read more info "Hikmah Puasa Hari Ke 27, Puncak Kesadaran Manusia" on the next page :
Editor :Husnul Qotimah